Minggu, 28 April 2013

pemahaman dan perawatan transmisi matic



1. Pemahaman Mengenai Cara Kerja Transmisi Matic

Sebelum membeli sebuah kendaraan roda empat bertransmisi automatic, konsumen perlu memahami mekanisme untuk mengemudikannya, terutama persneling yang berbeda dengan yang bertransmisi manual. Kesamaannya terletak pada Gigi atau Persneling R, untuk mundur dan N, untuk posisi netral. Kendaraan konvensional atau manual memiliki tuas perneling berdasarkan tingkat percepatan mesin, biasanya terdiri dari angka 1, 2, 3, 4, 5, dan Reverse (laju mundur). Sementara pada versi matic hanya terdiri dari P, R, N, dan D, dengan variasi pilihan disediakan pada posisi D.
Tuas persneling diposisikan pada P kondisi berkendara saat parkir. R digunakan ketika ingin memundurkan mobil. N sama dengan netral pada transmisi manual. Untuk drive atau laju ke depan, biasanya mobil masa kini dilengkapi dengan 4 fungsi tingkat percepatan plus 1 fitur kendali, yaitu ;
a. D, posisi tuas transmisi pada saat mobil melaju di jalanan datar.
b. D3, posisi tuas transmisi untuk melaju dengan kecepatan di atas D.
c. D2, posisi tuas transmisi ketika kendaraan menanjaki jalanan dengan kemiringan di bawah 30 derajat.
d. D1 atau L, untuk mengemudi saat mobil menaiki tanjakan lebih dari 30 derajat.
e. Overdrive, fitur pengendalian berupa tombol, yang secara otomatis memberikan instruksi pada untuk pindah tingkat kecepatan atau transmisi jika putaran mesin lebih tinggi dari sebelumnya.

2. Servis Berkala
Sama halnya dengan mobil bertransmisi manual, perawatan secara berkala juga diharuskan untuk kendaraan jenis matic. Penting untuk mengikuti instruksi servis berkala yang direkomendasikan oleh produsen. Selain untuk up-date kondisi kendaraan, juga diwajibkan oleh setiap aturan garansi mesin yang diberikan oleh produsen.

3. Penggantian Oli Transmisi
Untuk memelihara kondisi paket transmisi otomatisnya, lakukan penggantian oli secara teratur dan kontinyu setiap 25.000 km dan maksimal 50.000 km. Pakailah pelumas transmisi yang dianjurkan produsen mobil. Rentang waktu penggantian oli didasarkan pada jenis pelumas yang dipakai dan berat atau ringannya medan yang sering dilalui saat berkendara.

4. Deteksi Dini pada Valve dan Oli Transmisi
Masalah yang paling sering dialami adalah kebocoran atau kerusakan gasket transmisi. Oleh karenanya perlu dideteksi secara dini. Kebiasaan mengemudi kendaraan manual sering terbawa saat berada di belakang kemudi mobil matic. Pemindahan tuas yang kasar dan sentakan gas dapat menyebabkan valve rusak serta kebocoran tersebut.

5. Mengganti Oli Transmisi setelah Mengemudi dalam Keadaan Banjir
Jika terpaksa dan tidak dapat dihindari untuk mengemudi kendaraan melewati genangan air dan banjir atau lama diguyur hujan, maka perlu mengganti sesegera mungkin oli transmisi, karena kemungkinan besar air merembes ke dalam gearbox. Kemacetan gear atau transmisi merupakan dampak buruk karena mengabaikannya.

6. Pengecekan Kinerja Transmisi
Kinerja transmisi dapat dicek sendiri oleh setiap pengguna mobil matic. Tempatkan tuas transmisi pada posisi D atau R, setelah itu rem dilepas. Mobil akan langsung bergerak jika tidak ada masalah pada system transmisi.

7. Pemakaian Sesuai Kondisi Berkendara
Pemakaian tiap tingkatan transmisi harus disesuaikan dengan kondisi berkendara. Ketidaksesuaian yang sering terjadi, antara transmisi dan kondisi jalanan, akan mengakibatkan valve cepat aus dan rusak. Beban atau traksi yang tidak seimbang dengan putaran mesin berdampak pada penurunan kinerja mesin.

8. Kebiasaan Berkendara yang Baik untuk Transmisi Matic
Semua masalah pada kendaraan matic dapat dicegah. Membiasakan diri untuk mengendarainya secara baik dan benar adalah cara yang tidak tergantikan. Perhatikan kondisi jalan dan sesuaikan tingkat persnelingnya. Sebelum mengemudi, diusahakan agar selalu membuat diri anda nyaman sehingga konsentrasi tetap terjaga sampai tempat tujuan. Jika delapan point yang adalah pembahasan mengenai tips merawat mobil matic diterapkan, maka anda akan meminimalisir dampak buruk atau kerusakan pada kendaraan.