Kamis, 14 Desember 2017

Indikator Tyre Pressure Monitor System (TPMS)

Tyre Pressure Monitor System (TPMS)

Artikel yang diulas mengenai kali ini menegenai Tire Inflation Pressure Monitor Systems (TPMS). Untuk membantu pengemudi mengetahui kondisi tekanan ban mobilnya, beberapa pabrikan mengaplikasikan sistem TPMS, Tire Inflation Pressure Monitor Systems, yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi tekanan angin ban setiap roda.

Indikator TPMS


Selalu Ikuti Petunjuk Tekanan Ban Yang Dianjurkan Oleh Pabrikan
 
Pabrikan mobil biasanya akan memberikan petunjuk atau keterangan mengenai tekanan ban yang harus diikuti pada setiap tipe mobil. Petunjuk mengenai tekanan ban ini biasanya ditulis pada buku pedoman pemilik dan pada stiker yang ditempel di pilar pintu mobil agar mudah dibaca.

Ban mobil dirancang untuk bekerja pada tekanan tertentu, untuk menghasilkan kenyamanan berkendara, kemampuan mengangkut beban, dan memperkecil Rolling resistance.

Ban dengan tekanan angin yang kurang sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kecelakaan, khususnya  jika mobil membawa  beban yang berat  dan melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol pada cuaca panas. Ban mobil yang bekerja dengan kondisi seperti itu rawan untuk meledak.

Catatan :
Pada bagian samping ban selalu tertera angka Maximum Cold inflation pressure.
Ingat angka ini BUKAN tekanan angin ban yang direkomendasikan.
Angka ini menunjukkan TEKANAN MAKSIMAL yang dapat diberikan pada ban tersebut.
Tekanan ban yang direkomendasikan pada kendaraan penumpang biasanya sekitar 32-34 psi (Dingin).

Tekanan Angin Ban Berlebihan
 
Menaikkan tekanan ban akan mengurangi Rolling  resistance (konsumsi BBM jadi irit). Juga  akan meningkatkan kemampuan mengangkut beban,namun kenyamanan berkendara akan berkurang karena ban terlalu keras.

Jangan pernah memberikan tekanan angin ban melebihi nilai tekanan maksimum yang tertera pada bagian samping ban, tekanan angin ban yang berlebihan akan memberikan tekanan yang berlebihan dan dapat membuat ban meledak.

Tekanan Angin Ban Kurang
 
Menurunkan tekanan ban akan membuat mobil lebih nyaman untuk dikendarai karena ban menjadi lebih empuk dan daya cengkeram ban ke jalan menjadi lebih baik.

Namun jika tekanan ban terlalu kurang, kemampuan mengangkut beban menjadi berkurang dan gaya gesek ke jalan menjadi tinggi sehingga tarikan mobil menjadi berat dan konsumsi BBM akan meningkat. Ban dengan tekanan yang rendah juga akan lebih mudah mengalami keausan.

Gaya gesek yang besar dan tapak ban yang fleksibel akan membuat kembang ban mudah terkikis sehingga tapak ban menjadi aus dan menyentuh TWI dan ban harus diganti.

Tekanan angin ban yang rendah akan meningkatkan gesekan pada bagian tread dan sidewall ban sehingga temperatur ban menjadi panas.

Semua ban dirancang untuk bekerja pada temperatur tertentu sesuai dengan tingkatan nya, yang dapat dilihat pada bagian samping ban (A,B atau C dimana A tingkat yang paling bagus).

Saat ban dalam kondisi kurang angin, maka ban akan bekerja dalam temperatur yang lebih panas. Hal ini bisa saja menimbulkan potensi bahaya tergantung seberapa rendah tekanan angin, berat beban mobil, kecepatan mobil dan temperatur cuaca yang dapat membuat ban meledak.

Ban meledak dapat mengakibatkan kecelakaan fatal karena mobil akan kehilangan kendali, apalagi jika ban meledak terjadi pada kendaraan seperti truk dan SUV yang mempunyai ground clearance tinggi dapat mengakibatkan kendaraan terguling.

Tekanan Angin Ban Harus Diperiksa Secara Berkala
 
Tekanan angin ban harus diperiksa secara berkala ( setidaknya 2 Minggu atau 1 bulan sekali) karena secara alamiah tekanan angin setiap ban akan berkurang dengan sendirinya walaupun tidak ada kebocoran.

Angin di dalam ban dapat mengalir keluar melalui pori-pori ban yang sangat kecil, kebocoran pada bagian Bead ban, bahkan angin dapat keluar melalui pori-pori velg.

Beberapa ban dapat kempes lebih cepat dibandingkan ban lain dan jika pada ban terdapat kebocoran yang sangat kecil maka ban bisa kempes lebih cepat lagi.
Kondisi tekanan angin ban tidak dapat diperiksa secara visual saja terutama pada ban radial yang mempunyai profil yang tipis.

Tekanan angin ban harus diperiksa saat kondisi dingin karena saat mobil berjalan gesekan dan panas akan menyebabkan tekanan di dalam ban meningkat. Temperatur udara luar juga akan mempengaruhi tekanan angin ban.

Pemeriksaan tekanan angin ban harus dilakukan menggunakan alat tire gauge yang akurat, banyak dijual alat pengukur tekanan ban yang murah namun sayangnya akurasinya kurang baik, begitu pula kondisi alat pengisi angin ban yang biasa dipasang di pom bensin banyak alatnya tidak akurat.

Lampu Peringatan Tekanan Angin Ban Rendah
 
Hentikan kendaraan dan periksa tekanan angin ban mobil anda jika lampu TPMS di instrumental panel menyala karena hal ini berarti tekanan angin ban dalam kondisi kurang.
Lampu peringatan ini akan menyala jika tekanan angin ban berkurang sampai 25 % dari seharusnya.

Saat kunci kontak diputar ke posisi On, lampu TPMS akan menyala sekitar 1 detik untuk memeriksa kondisi lampu TPMS dan kemudian akan mati jika kondisi tekanan angin ban semua dalam kondisi baik.
Jika lampu TPMS tidak segera mati atau lampu TPMS menyala saat mobil berjalan hal itu menandakan tekanan angin ban dalam kondisi kurang.

Catatan :
Jika Lampu TPMS berkedip itu berarti ada kerusakan yang terdeteksi oleh sistem TPMS yang membutuhkan analisa lebih lanjut.

Kerusakan yang umum terjadi seperti :
Tire Pressure sensor rusak, kerusakan pada keyless entry receiver modul, kerusakan Pada modul TPMS dan body control modul (BCM) atau kerusakan pada wiring.

Memeriksa tekanan angin ban mobil secara berkala kelihatannya merupakan pekerjaan sangat sederhana bahkan cenderung dianggap pekerjaan sepele yang sering diabaikan oleh para pengendara mobil.

Tekanan angin ban yang sesuai dengan standar sangat diperlukan untuk menghasilkan kenyamanan saat berkendara, mengurangi tingkat gesekan, dan yang terutama meningkatkan keselamatan saat berkendara