Jumat, 26 April 2013

Merawat turbo charger


Mobil yang dilengkapi denga turbocharger terbukti performanya menjadi lebih dahsyat. Efek itu terjadi karena sistem ini memompa lebih banyak udara ke dalam mesin. Tak sekadar memompa udara, sistem turbocharger bertugas menyuplai udara bertekanan tinggi sehingga menjadi lebih homogen dan terbakar dengan sempurna di dalam ruang bakar. Efek-efek inilah yang memperbesar output tenaga yang dihasilkan mesin.
Tapi ingat, jika sehabis berkendara dengan kecepatan tinggi atau melibas medan menanjak, mengangkut beban berat misalnya, jangan langsung mematikan mesin mobil. Setelah parkir di tempat tujuan, biarkan mesin dalam posisi idle selama 1 sampai 2 menit. Setelah itu baru putar kunci kontak ke posisi OFF.
Begitulah salah satu bentuk perawatan mesin turbo. Dengan jeda sejenak sebelum mesin dimatikan, maka kita memberi kesempatan pada komponen-komponen dalam sistem turbocharger mengalami proses pendinginan. Mesin idle memungkinkan oli mesin melumasi logam-logam yang baru saja bekerja keras.
Namun, jika turbocharger pada mesin mobil sudah dilengkapi dengan turbo timer, otomatis langkah di atas tidak signifikan lagi. mesin bisa langsung dimatikan. Pendinginan tetap berlangsung karena meskipun kunci kontak telah kita putar ke posisi OFF, sebetulnya mesin tetap berputar sampai beberapa saat. Timer inilah yang menghentikan putaran ketika turbocharger telah cukup dingin.
Dampak sistem turbocharger yang tidak mengalami pendinginan cukup parah. Yang akan mengalami kerusakan adalah turbin wheel (jika sistemnya masih yang memanfaatkan panas gas buang), karena komponen inilah yang paling banyak menerima panas. Akibat kerusakan tersebut, turbocharger tidak dapat mendongkrak performa mesin.
Agar turbocharger tetap dapat menjalankan tugasnya, selain perlunya idle bagi yang tidak dilengkapi timer, 2 poin penting lain yang harus kita perhatikan adalah:
- Lakukan penggantian oli mesin secara teratur.
- Gunakan oli dengan kualitas yang baik sesuai dengan rekomendasi manufaktur.